Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 23; Matius 23; Kejadian 45-46
Jika berbicara tentang stress, maka orang yang pasti mengalami hal ini adalah Yesus. Dia adalah manusia seutuhnya, dan Dia hidup dengan jadwal yang ketat, mulai dari berjalan dari satu tempat ke tempat lain, mengajar di bukit, sinagoga bahkan di pinggir danau. Kemanapun Ia pergi, pasti ada saja orang yang mengikutinya. Selain itu, murid-murid-Nya sepertinya selalu bersama-Nya 24 jam.
Yesus juga target utama setan, Ia dicobai dan juga menjadi sasaran kuasa kegelapan untuk menggagalkan-Nya menggenapi rencana Tuhan. Tidak berhenti disana, para pemuka agama, dan pemerintah yang berkuasa juga tidak menyukai keberadaan-Nya, pasti Ia selalu dipersulit. Namun yang mengherankan, Yesus tetap damai, tenang, terfokus dan percaya diri menghadapi semuanya itu. Apa yang menjadi rahasia-Nya?
Bukan karena Dia Tuhan maka Dia bisa hidup seperti itu. Ada sebuah rahasia yang kita juga bisa teladani dan lakukan untuk menghadapi kehidupan yang penuh tekanan dan stress. Rahasia itu adalah Yesus memiliki kedisiplinan untuk memiliki waktu sendirian bersama Bapa-Nya. Ia beristirahat dalam hadirat Tuhan dan me-restart kehidupan-Nya. Dalam persekutuan dengan Bapa itu, Yesus mendapatkan kekuatan yang baru. Ia tahu benar kuasa dari menanti-nantikan Tuhan.
Jika Yesus saja membutuhkan waktu bersekutu dengan Tuhan, bukankah kita lebih lagi? Dalam menanti-nantikan Tuhan ada kekuatan baru yang akan membuat Anda terbang tinggi.